Laman

Selasa, 28 Februari 2012

askep luka bakar


LUKA BAKAR
PENDAHULUAN

Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang
Pendapat di atas tidak akan terwujud tanpa adanya penanganan yang cepat dan tepat serta kerja sama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka bakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak, dan sayatan). Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan seperti:
1.      Ditempati kuman dengan patogenitas tinggi
2.      Terdapat banyak jaringan mati
3.      Mengeluarkan banyak air, serum dan darah
4.      Terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkenal trauma)
5.      Memerlukan jaringan untuk menutup
Berbagai karakteristik unit luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan/ intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang disebabkan zat kimia atau radiasi atau listrik membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama pada bagian tubuh yang lain. Luka bakar yang mengenai tangan dan kaki dapat mempengaruhi kapasitas fungsi pasien (produktivitas/kemampuan kerja) sehingga memerlukan teknik penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain (Sherif dan Sato, 1989 dalam Effendi, 1999).

TUJUAN

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek di R.16 RSSA Malang, mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar.

Tujuan Khusus
a.       Mengkaji status kesehatan klien dengan masalah luka bakar.
b.      Menyusun rencana asuhan keperawatan untuk pasien yang mengalami luka bakar
c.       Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien luka bakar
d.      Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat.
e.       Mengevaluasi asuhan keperawatan berdasarkan pada hasil yang diharapkan pada pasien luka bakar.









TINJAUAN TEORITIS

Definisi
Luka bakar adalah kerusakan/kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air (cairan) panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Klasifikasi Luka Bakar
1.      Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dibagi atas:
a.       Luka bakar derajat I: kerusakan pada lapisan epidermis dimana kulit tampak kering, hiperemik berupa eritema tanpa bulae. Penyembuhan luka spontan dalam waktu 5 – 10 hari.
b.      Luka bakar derajat II: kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang ditandai ada reaksi inflamasi disertai eksudasi, bulae, rasanya nyeri karena ujung syaraf teriritasi, dasar luka berwarna merah atau pucat
Derajat II dibagi atas:
·         Derajat II dangkal (superfisial): kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10 – 14 hari.
·         Derajat II dalam (Deep): kerusakan mengenai hampir seluruh dermis, organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea sebagian besar masih utuh.  Penyembuhan lebih lama yaitu 1 bulan
c.       Luka bakar derajat II: Kerusakan mengenai seluruh tebal dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea mengalami kerusakan, tidak dijumpai bulae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu, terjadi koagulasi protein yang menyebabkan eskar dan tidak dijumpainya rasa nyeri karena ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan.
2.      Berdasarkan luas luka bakar
Luka bakar secara umum digunakan ‘rule of nine’ untuk orang dewasa yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, bokong, ekstremitas atas kanan kiri, paha kanan kiri, tungkai dan kaki kanan kiri, masing-masing 9% sisanya 1% adalah genetalia.

Komplikasi Luka Bakar
Komplikasi yang sering terjadi pada luka bakar adalah:
1.      Hipertrofi jaringan parut
Terbentuk hipertrofi jaringan parut dipengaruhi oleh:
a.       Kedalaman luka bakar
b.      Sifat kulit
c.       Usia klien
d.      Lamanya waktu penutupan
Jaringan parut terbentuk secara aktif pada 6 bulan post luka bakar dengan warna awal merah muda dan menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan warna berubah merah, merah tua dan sampai coklat muda dan terasa lebih lembut
2.      Kontraktur
Kontraktur merupakan komplikasi yang sering menyertai luka bakar serta menimbulkan gangguan fungsi pergerakan. Beberapa hal yang dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kontraktor antara lain:
a.       Pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini
b.      Latihan ROM baik pasif maupun aktif
c.       Presure garmen yaitu pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan menekan timbulnya hipertrofi scar



Patofisiologi:
 















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar